Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Semesta, aku bisa bilang apa?

Gambar
Semesta, aku bisa bilang apa? Jika yang kau tunjukan padaku mentah-mentah adalah realita paling nyata. Bahwa rasaku tak ada harganya. Bahwa inginku hanya kosong yang dijumawakan. Sesungguhnya semuanya biasa saja. Biasa saja. Hanya soal aku dan rasaku saja. Bukan rasa yang dia punya. Dia tak punya rasa. Dikatakan berkhianat pun tak bisa. Dia tak punya rasa. Dibagikannya kepada siapapun terserah saja. Terserah dia. Lalu aku tertawa. Tertawa bersama semesta. Menertawakan rasaku yang tak terhingga nilainya. Rasa yang terlalu berharga untuk dibuang-buang. Rasa untuk siapa?  Semesta kini senyap. Tak bisa bilang apa-apa. Bukan untuk siapa-siapa, katanya. Lalu aku bisa bilang apa? Kecuali menyimpan semua rasa yang kupunya untukku saja. Bukan untuk siapa-siapa, seperti kata semesta. Agar tak lagi disia-siakan, katanya. Agar harganya menjadi semakin mahal untuk kujumawakan, katanya. Karena rasa yang aku punya bukan rasa yang biasa saja. Terlalu tinggi nilainya. Kata semesta...

Sedang apa, Rindu?

Gambar
Sedang apa, rindu? Sedang bersama yang baru Atau Masih juga merinduku? Barangkali hanya pembicaraan sepulang sekolah di depan kelas seperti dulu yang sedang kita tunggu Barangkali juga, semua hanya harapan kosongku Jangan jangan Rindu memang tak pernah ada Tapi ... Apa kabar, hatimu? Mungkin saja kamu tak sedang rindu Tapi ... Hatimu, siapa yang tau? Barangkali ada sisa peluk yang ingin di sampaikan pada setiap perjalanan yang mengingatkanmu tentangku Barangkali juga ini cuma soal rasa dulu yang tertinggal lama dan begitu terlalu Mungkin juga tak ada ingatan lagi tentang aku Tapi ... Hatimu, siapa yang tau? Jadi sedang ada dimana, rindu? Di harapanku? Atau .. Di bagian terdalam hatimu yang bukan lagi punyaku? Dimanapun itu, berharap suatu hari hati kembali saling tau Saling rindu.

Sajak Pelepasan

Gambar
Akhirnya masa itu tiba. Masa yang pernah membuat kita menangis tersedu, jika kita selalu ingat tentang ini, dulu. Masa yang selalu ingin kalian alihkan pembicaraannya, ketika kita akan berbicara tentang suatu saat apabila kehangatan ini mulai tiada. Dan masa yang selalu tak ingin kita akhiri, karena kenangan terlalu banyak kita miliki. Kita adalah sesosok bocah dengan cita cita berbeda. Tetapi berjuang pada ruang yang sama. Kita sering kali bertengkar. Dimana hal hal semacam ini selalu saja menjadi rutinitas kita saat even even tertentu. Kita selalu saja berambisi untuk menang di lomba lomba sekolah, sekalipun pada akhirnya kita hanya mendapatkan predikat juara 2 atau 3. Bahkan memang kita sama sekali tidak mendapatkannya. Karena bagi kita, kemenangan bukan hal yang utama dalam perlombaan tersebut. Tetapi, waktu dan pertemuan dalam usaha untuk memberikan yang terbaik bagi kelaslah merupakan prioritas kita. Diruang ini, terdapat banyak sekali karakter karakter yang sangat berbed...

[Cerpen] Selfie

Gambar
PAGI menjelang, Silfi baru saja mandi. Mengambil ponsel, lalu berpose dengan hasil satu dua foto. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuatnya puas. Bukan, bukan karena belum ada foto yang layak. Melainkan ia terlalu begitu puas. Wajahnya cerah, berseri seri. Setengah terpana dengan kecantikannya sendiri. Rambutnya panjang, berwarna hitam kecoklatan, berkilat, bergelung seolah ombak. Dahinya licin. Matanya bulat, berbinar-binar. Hitam pekat seperti langit malam. Dikedip-kedipkannya matanya, hingga ia perhatikan bulu matanya yang tebal dan lentik. Tebal serupa alisnya yang melengkung menaungi sepasang matanya yang indah itu. Diturutkannya telunjuknya, dari hulu hingga muara alisnya. Cantik sekali dirimu, ia membatin. "Kau memang begitu cantik dan sempurna Silfi." Perkataan dari hasil selfie tersebut, selalu saja membuatnya ingin berselfie lagi. "Hmm, memang begitu sempurna diriku. Hal ini terbukti jelas dengan hasil hasil ini. Tak bisa di pungkiri lagi ...