"...."

“Biar membenci, Ia peduli.. Meskipun ditinggal lari..”

Lagu dari Bilal yang aku putar terakhir kali,

untuk menikmati sisa-sisa rasa lelah di penghujung hari

Bagaimana harimu?

Semoga baik, seperti saat terakhir kita bertemu

Tidak masalah, kamu tidak harus tanya perihal hariku seperti masa itu

Tidak ada yang berubah dariku

Memberi makan egoku dengan rasa rindu terhadapmu adalah keahlianku

Mungkin itu satu-satunya cara agar aku merasa kita masih dekat

Melekat, meskipun sudah tidak terikat

atau barangkali itu caraku menikmati “aku” yang baru tanpa “hadirmu”

Rasa itu bahkan tidak mampu untuk membuatku memohon agar kamu tidak meninggalkanku

Meskipun ingin, aku tetap kalah dengan prioritasku: “kebahagiaanmu”

Doaku yang tidak pernah lupa ku tautkan dan ku Aamiin kan di akhir ibadahku

Perihal rasaku, ini urusanku

Kamu berjalan saja, seperti inginmu

Lari saja jika memang dirasa mampu

Aku begini saja, menikmati rasa rindu

Inginku tuntaskan terlebih dahulu

Sampai aku lupa bahwa rindu ini tidak akan berujung temu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Quarter Life Crisis: Antara Ambisi dan Realistis

Kebahagian Sederhana pada Satu Atap

Diri