Postingan

Perjalanan Menemukanmu

Mas, perjalanan untuk menemukan mu apa memang harus sesulit ini? Aku banyak menyalahkan diri sendiri, karena selalu mengambil keputusan yang salah berkali-kali. Seolah-olah aku tidak pernah belajar dari kesalahan diri. Mas, wanita itu harus menunggu atau boleh jemput bola sih? Aku tidak tau akan dipertemukan dengan mu di sebelah mana dari sisi bumi ini. Kadang aku berangan-angan apakah aku harus banyak merasa kehilangan agar bisa menemukan mu dengan banyak persiapan. Apakah aku harus merasa sakit berkali-kali untuk dapat bersyukur menikmati kehidupan denganmu yang sehidup semati. Apakah aku harus merasa sesepi ini menjalani hari-hari seorang diri agar aku dapat menemukanmu yang bersedia melengkapi setengah dari diri ini.  Dan apakah aku harus ... Ah sudahlah mas, siapapun kamu. Semoga kita segera saling menemukan. Aku ingin sekali kita bertukar cerita tentang bagaimana aku dan kamu menjalani hari, sampai kita terlelap bersama dengan rasa syukur dipenghujung hari. 

"...."

“Biar membenci, Ia peduli.. Meskipun ditinggal lari..” Lagu dari Bilal yang aku putar terakhir kali, untuk menikmati sisa-sisa rasa lelah di penghujung hari Bagaimana harimu? Semoga baik, seperti saat terakhir kita bertemu Tidak masalah, kamu tidak harus tanya perihal hariku seperti masa itu Tidak ada yang berubah dariku Memberi makan egoku dengan rasa rindu terhadapmu adalah keahlianku Mungkin itu satu-satunya cara agar aku merasa kita masih dekat Melekat, meskipun sudah tidak terikat atau barangkali itu caraku menikmati “aku” yang baru tanpa “hadirmu” Rasa itu bahkan tidak mampu untuk membuatku memohon agar kamu tidak meninggalkanku Meskipun ingin, aku tetap kalah dengan prioritasku: “kebahagiaanmu” Doaku yang tidak pernah lupa ku tautkan dan ku Aamiin kan di akhir ibadahku Perihal rasaku, ini urusanku Kamu berjalan saja, seperti inginmu Lari saja jika memang dirasa mampu Aku begini saja, menikmati rasa rindu Inginku tuntaskan terlebih dahulu Sam...

Diri

Jika tak kau temukan cinta di mana pun, lihatlah dirimu sendiri. ada nyala abadi di sana. Terkadang redup, tapi tak pernah padam. Jika tak kau temukan pulang pada rumah yang kau dambakan, ketuklah pintu hatimu sendiri. yang selalu bisa menerima, karena kau punya kuncinya. Lihatlah dirimu sendiri sebagai cinta pertama, dia tidak akan pernah kemana-mana. Lihatlah dirimu sendiri sebagai rumah yang kau dambakan, dia tidak akan pernah mengabaikan. Lihatlah dirimu sendiri sebagai pulang yang paling menenangkan, dia tidak akan pernah meninggalkan.

Quarter Life Crisis: Antara Ambisi dan Realistis

Gambar
               Hai, sudah lama tidak menulis di blog. Terakhir menulis 2019, tulisan saya yang tiba-tiba diunggah oleh media lain tanpa sepengetahuan saya dan membuat saya merasa malas untuk menulis lagi. Ya bukan berarti selama 2 tahun terakhir hidup saya baik-baik saja. Baik-baik saja sih, kalau ngga baik tidak mungkin bisa bertahan sampai detik ini dan bisa balik buat nulis blog lagi. Mau membahas soal Quarter Life Crisis . Sepertinya aku lagi ngalamin hal ini. Akan tetapi tunggu dulu deh, aku kurang tau juga benar sedang ngalamin atau hanya alibiku saja supaya berfikir keadaan tidak baik-baik saja di usia seperti ini tuh bakal dilewati oleh semua orang (lagi-lagi supaya tidak merasa sendiri dan keberatan buat ngehadapin ini semua). Ya gimana ya, satu per satu temanku pun sekarang sudah punya kesibukan masing-masing. Sedangkan aku masih berada di kondisiku saat ini. Seperti jalan di tempat, lari di tempat, just do nothing . Hah itu yang di...

Aku Menyerah, Aku Kalah

Hai ... Kau menyapa ku di hari lalu Sebuah masa dimana bahagia mu hanya tentang ku Sesekali juga tentang kelas tanpa tugas dan game online kesukaan mu Karena itu adalah definisi bahagia menurut mu Namun yang terjadi berikutnya, bahagia ku adalah bahagia mu. Hampir ... Rasa ku ini bukan hanya sekedar hampir Berharap kau tak hanya sekedar mampir Bahkan hati ini tak lagi aku yang menyetir Namun yang terjadi berikutnya, yang kudapat hanyalah getir Perpisahan ... Kata terakhir yang kau ucapkan Yang membuatku hancur bersama harapan Yang membuatku lebur bersama keinginan Kau yang menumbuhkan harapan Kau pula yang memutuskan untuk tak lagi sejalan Bodohnya aku memilih tetap bertahan Menahan kau agar tak gegabah meninggalkan Sebab katamu dulu, bersamaku adalah harap yang paling kau inginkan Kau harus tau, Tuan. Hati ini tak ingin kau tinggalkan Meski saat bersamamu air mata sering tumpah ruah tak tertahankan Meski saat bersamamu tak sedikit sedih dan pedih selalu ku dap...

Berpura pura

Gambar
Berpura-pura selalu punya batas. Membohongi perasaan sendiri dan berasumsi bahwa segalanya baik-baik saja setelah kepergianmu. Masih ada sisa luka yang menganga di dalam dada. Masih ada sisa kata yang harus dimakamkan dari dalam kepala. Tidak ada yang baik-baik saja selama hujan menderas. Dan air mataku, tak reda-reda. Bermain dengan asumsi terkadang memang menyesakkan. Mencipta semesta dan membangun setiap harapan baik di dalamnya. Menyematkan namamu di setiap langitnya; hingga kala aku mendongakkan kepala, selalu ada namamu di sana—berdoa suatu hari nanti nama itu luruh dari langit dan resap ke dalam wajahku. Ketika itulah, aku akan menunjukkan kepadamu di hari bahagia kita. Hari yang tidak pernah tiba. Hari yang tidak pernah ada. Bagaimanapun juga, asumsi tidak akan menolong apa pun. Tidak akan membawa langkahku hingga membuatmu mengetahuinya. Sehingga, dadaku yang paling tidak keruan. Kamu tidak salah apa-apa. Namun, aku sadar, segara rasa yang kualirkan menujumu tel...

Membunuh Hati

Gambar
Hujan. aku berlari di antaranya. berlari hingga air membasuh habis apa-apa yang pernah aku rasa. meski aku tau itu percuma. tak akan pernah bisa menghilangkan apa-apa. tak akan mungkin mengenyahkan atau menyembuhkan luka-luka. hujan hanya bisa menyembunyikan air mata. bukan luka. luka ini karena siapa. luka ini untuk siapa. luka ini sengaja berdarah untuk apa. kamu. cuma kamu yang bisa dan berhak melukai aku seperti ini. cuma kamu yang kubiarkan memaki. cuma kamu yang kurelakan membuatku menjadi begini. cuma karena kamu aku mau menjadi terluka. dan tetap bahagia karenanya. mungkin aku gila. mungkin karena aku cinta. mungkin bahkan tak ada karena. hujan. aku berlari di antaranya. berlari hingga malam berganti pagi. membiarkan matahari pelan-pelan menghangatkan hati. meski aku tau hatiku mungkin sudah mati. semalam aku membunuhnya sendiri. agar tak ada yang bisa memiliki lagi. agar yang tersimpan tak bertambah lagi. agar bekas lukanya hanya tentang kita. kita yang biasanya baha...