Sesal
Hari pertama, anak itu lolos dari sang ibu. Karena ibu, memilih untuk sabar dan melakoninya sendiri tanpa mengkode atau menyuruhnya secara langsung lagi.
Hari kedua, ibu kembali melakukan hal hal semacam itu lagi. Bernyanyi dengan nyanyian khasnya dan tak lupa juga tabuhan tabuhan tersebut mulai di bunyikan. Anaknya, masih tidak menanggapinya. Dia masih santai dalam zona nyamannya. Akan tetapi, perlakuan sang ibu saat ini berebeda.
Ibu yang dari kemarin tidak berhenti menyelesaikan tugas tugasnya sendirian begitu amat geram melihat anaknya yang seperti itu. Hari itu, sang anak di semprot habis olehnya. Dan sang anak, mau tidak mau tetap berjalan melakukan hal hal yang dimintai oleh ibunya.
Hari ketiga, sang ibu belum sempat melakukan hal hal yang di lakukannya seperti hari pertama dan kedua. Akan tetapi, sang anak begitu tanggap langsung segera membantu ibunya. Ibu hari ini memiliki pekerjaan yang banyak hingga membuatnya kesal dan geram. Beliau memarahi anaknya sekalipun anaknya telah membantunya. Anaknya yang merasa telah melakukan suatu hal yang diminta ibunya begitu sangat jengkel. Dia merasa telah memberikan apa yang ibunya minta. Akan tetapi, kenapa ibunya tetap memarahinya? Hingga dia marah kepada ibunya.
Sesaat setelah itu, ibunya berubah menjadi baik lagi. Begitu penuh perhatian lagi kepada sang anak. Sekalipun sang anak masih sangat jengkel dengan ibunya. Sang anak sadar, dia pun merasa bersalah dengan ibunya. Akan tetapi dia begitu bingung. Apakah harus meminta maaf dengan memeluk sang ibu? Dia rasa hal semacam ini terlalu berlebihan. Dia merasa sangat naif jika harus memeluk sang ibu sedangkan dirinya terlalu sering mengabaikan ibunya pada hari hari biasa. Dia merasa malu dengan ibunya dan dirinya sendiri ketika harus melakukan hal hal romantis yang berlebihan seperti itu. Sebab dia dan ibunya tidak pernah sebegitu dekat sebelumnya.
Hal ini terjadi terus menerus, kemarahan dan kejengkelan antara anak dan ibu tersebut terus berjalan dari waktu kewaktu. Namun, sang anak dan ibu pun juga masih belum begitu dekat. Dan enggan dekat seperti cerita cerita manis dinovel ataupun cerpen tentang seorang anak dan ibu yang hidup bahagia. Anak tersebut sedikitpun belum pernah memeluk ibunya sekalipun dia sejujurnya ingin sekali memeluk ibunya dengan tanpa beban.
Kini, saat itupun datang. Saat dia bisa dan harus memeluk ibunya. Dan itu merupakan pelukan pertamanya untuk sang ibu. Namun, pelukan itu tidak dalam kondisi bahagia dan juga nyaman ataupun tentram. Saat itu, dia memeluk ibunya dengan perasaan begitu menyesal dan tangisan tak ada henti hentinya. Sebab, saat itu dia memeluk ibunya dalam keadaan sang ibu yang sudah tak bernyawa lagi. Itu merupakan pelukan pertama dan terakhirnya. Dan rasa yang dia hadapi sampai detik ini adalah "Sesal".
Komentar
Posting Komentar